Proses Produksi
Batu Bata Merah adalah sebagai berikut :
1. Adonan
(diulet)
Tanah liat
atau tanah lempung yang masih keras dihaluskan / digemburkan terlebih dahulu
dengan menggunakan cangkul atau garpu dengan membuang kerikil atau batu yang
bercampur di dalam tanah liat tersebut. Kemudian tanah liat yang sudah gembur
tersebut disiram dengan air secukupnya dan diaduk menggunakan cangkul hingga
tanah tersebut menjadi lengket (agar lebih lengket dan menghasilkan kualitas
yang lebih baik adonan tanah tersebut dicampur dengan sekam / kulit padi
secukupnya).
2.
Pencetakan (dicetak/dipress)
Setelah
menjadi adonan kemudian dimasukan kedalam mesin penggiling/molen. Tanah liat
yang telah menjadi adonan tersebut segera dicetak menggunakan mesin, dan keluar
berbentuk kubus memanjang kemudian dipotong-potong menggunakan kawat menjadi
tiga bata dan seterusnya. Hasil produksi sekitar 10.000 - 20.000 pcs/hari
(tergantung dari jumlah pekerja).
3.
Pengeringan (dileng)
Setelah
dicetak kemudian dikeringkan di dalam ruangan / bangunan terbuka biasa disebut
bangunan Lio (jangan terkena sinar matahari secara langsung karena dapat
menyebabkan keretakan pada bata). Pengeringan dengan menggunakan angin akan
lebih bagus hasilnya dibanding dengan terkena sinar matahari langsung. Proses
pengeringan memakan waktu 5 - 10 hari.
4.
Pembakaran (dioven)
Setelah bata
merah kering / setengah jadi tersebut dimasukan ke dalam oven / tungku
pembakaran secara bertahap (isi oven +/- 60.000 pcs), kemudian dibakar
dengan suhu lebih dari 1000 °C (1800 ° F) di dalam oven pembakaran dengan
menggunakan kayu bakar selama kurang lebih 2 hari 1 malam.
Siap untuk
didistribusikan.
Pembuatan Batu Bata Merah Secara Manual
Persyaratan utama dalam membuat Batu Bata Merah adalah
adanya lahan tanah merah yang berbentuk perbukitan dan tekstur tanah merahnya
sangat liat, serta terlalu banyak mengandung pasir, tanah yang bertekstur
tersebut akan mengurangi kekuatan dari batu bata. Persyarata ke dua dekat
dengan sumber air, sebagai bahan campuran tanah merah serta yang ke tiga adalah
tersedianya tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan.
Tanah liat yang akan diolah, terlebih dahulu harus
dibersihkan dari sisa-sisa sampah yang ada seperti rumput, daun-daunan,
batu-batu kecil dan lain sebagainya
Rendam tanah
liat (lempung) kedalam suatu lubang yang sudah dipersiapkan minimal 15 jam atau
lebih tergantung karakteristik tanah liat.
Setelah
lebih urang 15 jam, lalu buang air tersebut sampai kering, selanjutnya
dilakukan proses penghalusan tanah liat. Biasanya menggunakan peralatan
cangkul.
Hancurkan
tanah liat dengan cara menginjak-injak tanah tersebut hingga menjadi lumpur. kalau
dengan skala yang cukup banyak bisa menggunakan bantuan hewan seperti kerbau. jangan sampai terlalu lembek (seperti bubur) karena tidak akan
bisa dicetak. Kemudian taruh lumpur (lempung) diatas meja cetak
Sebelum dilakukan
pencetakan, taruh sedikit abu dicetakan agar tidak lengket, dan kemudian
lanjutkan proses pencetakan. Bila tanah liat tersebut sudah berbentuk
persegi seperti batu bata, maka selanjutnya dilakukan proses pengeringan.
Proses
selanjutnya adalah tahap pendindingan dengan tujuan agar batu bata cepat
kering. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menumpukan bata yang
masih berbentuk tanah tadi dengan cara memiringkan/ Jika sudah kering, tahap
selanjutnya menyusun batu bata dari kilang tempat produksi ke dapur pembakaran.
Tahap
pembakaran dilakukan di dapur atau tungku pembakaran dan biasanya memakan waktu
cukup lama, tergantung banyaknya batu bata yang di bakar.
Tahap-tahap Pembakaran Batu Bata Mentah
Batu bata mentah yang sudah kering disusun di dapur
pembakaran yang sudah disiapkan sebelumnya, seperti bahan bakarnya berupa kayu
atau bisa juga dengan sisa olahan buah kelapa sawit tangkos yang sudah kering, sekam dan lali-lain.
Bahan bakar berupa kayu, sekam atau tangkos dimasukan ke
dalam lubang yang terdapat dibawah susunan batu bata.
Langkah selanjutnya adalah membuat dinding
disekeliling susunan batu tersebut dengan tujuan untuk mempercepat panas
yang ada didalam susunan batu bata cepat naik keatas. Api dijaga agar
jangan sampai mati atau redup yang semakin hari harus bertambah
marak atau dtambah volumenya.
Penutupan lubang api, tahap penutupan lubang api bertujuan agar hawa api tidak keluar sehingga tidak terjadi
kehilangan panas sia-sia.
Tanda berakhirnya peroses pembakaran, bisa
dilakukan apabila asap yang ada pada bagian atas susunan batu bata tadi sudah
membening atau kalau kita lihat hanya ada seperti udara yang membara-bara
Tahapan berikutnya adalah tahapan finishing yaitu
tahap peyiraman bagian atas susunan batu bata dengan sekam (bekas sisa kulit
padi) dan disarankan ditaruh agak tebal supaya batu bata masak secara sempurna
Langkah selanjutnya adalah pembukaan dinding yang
sudah dipasang tadi, ini dilakukan sekitar 24 jam setelah penyiraman bagian
atas dengan sekam. Waktu atau lamanya proses pembakaran, tergantung
banyaknya batu bata yang di bakar (misal nya kalau 60.000 buah batu bata, dipeerlukan
waktu lebih kurang 6 hari 6 malam nonstop).
Setelah dilakukan proses pendinginan terhadap batu
bata merah, maka batu bata merah sudah siap untuk di jual atau dipasarkan